Uluwatu adalah salah satu dari pura Sad Kahyangan di Bali yang berada di Barat Daya pulau, berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Berada 25 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan 30 km dari Kota Denpasar, dengan ketinggian 80 meter diatas permukaan laut.

Pura Luhur Uluwatu

Secara Etimologi nama Uluwatu diambil dari dua kata, yaitu Ulu yang berasal dari kata Hulu atau ujung dan watu yang berarti Batu. Karena pada hakekatnya, inti dari ajarah Hindu di Bali adalah Bhakti dan penyerahan diri, karena disini bisa dilihat penerapan ajaran tersebut secara implisit. Karena ketika kita berada di areal utama mandala pura Uluwatu, kita berada tepat diujung tebing, hanya 1 meter dari tebing setinggi 80 meter, setiap deburan ombak dari Samudra Hindia menggetarkan pura dan setiap saat apa saja bisa terjadi dan setiap saatnya bisa menjadi saat terakhir. Saat sembahyang di areal ini kita benar benar tidak berdaya, tidak ada yang bisa kita lakukan, hanya penyerahan diri dan tabah menerima menjadi cara mendidik keikhlasan diri secara tidak langsung. Upacara Piodalan di pura Luhur Uluwatu Jatuh pada Anggara Kliwon Wuku Medangsia dan dirayakan setiap 210 hari sesuai kalender Bali.

Alas Kekeran

Dari kajian Usana Bali uluwatu dibangun dan diperluas pada masa pemerintahan Raja Udayana (910-933 saka/998-1011 masehi), Ajnadewi (933-938 saka/1011-1016 masehi) Marakata (938-962 saka/1016-1040 masehi) dan anak Wungsu (971-999 saka/1049-1077 masehi) secara berturut turut dengan Mpu Kuturan sebagai Purohita dalam Lembaga "Pakiran-kiran I Jro Makabehan" Dengan Candi Gelung menuju pelataran utama pura, pelataran kedua berupa gerbang bersayap yang dikenal dengan nama "Paduraksha" Yang dibuat pada saka 927/1005 masehi. Selain itu terdapat pula pura Dalem Jurit yang digunakan sebagai tempat pemujaan energi Brahma Wisnu dan Siwa, di Pura Dalem Jurit terdapat dua palung batu yang bila disatukan akan membentuk Sarkophagus yang dipercaya sudah ada dan digunakan sebagai tempat suci sejak 500 tahun sebelum masehi. Jika masuk lagi disebelah kiri Candi Bentar akan dijumpai bak air yang sumber mata airnya diambil dari sumur suci yang airnya tak pernah kering walau berada di tanah kering berkapur yang mengandalkan air hujan.

Kumbakarna Lina

Dari kajian Nirartha Purana pura Uluwatu dipugar kembali pada masa Dalem Waturenggong (1382-1472 saka/1460-1550 masehi) dengan Dang Hyang Nirartha sebagai Purohita atau istilahnya pada masa itu adalah Para Danda, pemugaran berupa bangunan persembahyangan di Madyamandala dan akhirnya menjadi tempat Dang Hyang Nirarta "Ngeluwur" Atau Moksha pada Anggara Kliwon Medangsya disaksikan nelayan Ki Pasek Nambangan.

Dalem Jurit

Dari kajian Padma Bhuana dan Kajian Kusuma Dewa menyatakan hal senada jika Pura Uluwatu adalah stana sana atau dasar dewata nawa sanga dengan aksara Mang sebagai Rudra dan menjadi pura yang wajib dipuja oleh masyarakat Bali secara menyeluruh. Pura Uluwatu juga dikelilingi pura Prasanak yang berada disekitaran areal Pura, diantaranya Pura Parerapan, Pura Dalem Kulat, Pura Karang Boma, Pura Dalem Selonding, Pura Pangleburan, Pura Batu Metandal dan Pura Batu Tengah. Pura Uluwatu dikelilingi oleh hutan angker yang bernama Alas Kekeran seluas 5km dan dihuni oleh monyet (Macaca fascicularis).

Pura Luhur Uluwatu

Untuk melihat kawasan Uluwatu secara menyeluruh, wisatawan masuk dari kawasan parkiran melalui pintu tiket, disini wisatawan akan dipinjami kain atau selendang. Jika pakaiannya sudah menutup dibawah lutut, maka cukup mebgenakan selendang, jika tidak maka dirasa tidak sopan dan wajib mengenakan kain. Melalui jalan setapak di bawah pepohonan, pertama wisatawan akan melihat patung besar Kumbakarna Lina, menceritakan kematian Kumbakarna dikeroyok pasukan Monyet. Setelah itu disebelah kanan nampak kompleks pura Dalem Jurit dan tanda nama Pura Uluwatu. Masuk melalui tangga menuju halaman tengah, akan nampak pura Uluwatu dengan Candi Sayap Paduraksha, ke sebelah kiri akan nampak stage Tari Kecak di tepian tebing dan dikanan nampak tebing curam dan deburan ombak samudra Hindia. Pemandangan karang yang indah akan membuat hati tenang apalagi pura Luhur Uluwatu adalah tempat yang sempurna untuk menikmati pemandangan matahari terbenam.

Tebing Pura