Tari kecak adalah pagelaran kesenian tari yang berasal dari Bali. Tari ini adalah buah kreatifitas masyarakatnya dalam mewujudkan sebuah epos menjadi pertunjukan yang bisa dinikmati semua kalangan. Masyarakat Bali yang memiliki kecintaan pada seni membuat kebudayaan yang ada berkembang dengan baik. Kesenian ini pun terpelihara dengan baik berkat dibantu oleh sektor pariwisata yang membuatnya menjadi sumber penghasilan tambahan. Pariwisata memberi kemakmuran pada seniman, dan seniman yang makmur memberi daya tarik tersendiri untuk mengundang wisatawan untuk datang.

Tari Kecak Api

Latar belakang tari kecak diciptakan karena besarnya keinginan I Wayan Limbak kelahiran 1897 untuk memperkenalkan Budaya Bali dan Taksu Mistis nya. Sayang nya Tarian yang memiliki aura mistis dan daya magis seperti Tari Sang Hyang tidak boleh dipentaskan didepan umum apalagi diluar areal pura, karena pakem Tarian Sanghyang sebagai tari Wali tidak dibenarkan untuk sembarangan "Campah" dipegelarkan. Karena itulah akhirnya diciptakanlah tarian kolaburasi yang menggunakan suara penari sebagai instrumennya, tarian yang menggunakan epos cerita sebagai tarian hiburan kemudian diselipkan sedikit adegan "trans" Diakhir memungkinkan tarian ini untuk diperkenalkan ke khalayak luas. Maka lahirlah tarian kecak Ramayana di desa Bone Kabupaten Gianyar, dengan penari berjumlah 50 hingga 100 orang dipegelarkan membentuk lingkaran sehingga jika dilihat dari atas akan menyerupai bunga teratai yang mekar. Berkat bantuan dari sahabat dari I Wayan Limbak yang bernama Walter Spies dari Jerman, pada 1930 tari kecak berhasil diperkenalkan ke seluruh dunia dan dipentaskan di berbagai negara. Pada 1976 kolaburasi tarian kecak dengan epos berbeda yaitu Subali Sugriwa diperkenalkan oleh I Wayan Dibia. Dan setelahnya, tari Kecak dan Barong pun menjadi Icon Pariwisata Bali.

Tari Kecak Api

Keunikan tari kecak adalah suara cak yang menjadi instrumen nya, berbeda dengan tari lain yang menggunakan alat musik sebagai instrumwnnya, tari kecak menjadikan penarinya sebagai instrumen. Tari kecak terdiri dari 5 komponen suara, pertama nyegseg yang terdiri dari dua komponen nada kombinasi cek satu dan tiga, yang menghasilkan suara nyegseg atau saling mengisi. Kedua adalah nyangsot adalah kombinasi nada cak lima yang nadanya saling lilit atau bersautan, ketiga adalah cak ngandang yang terdiri atas cak tujuh yang saling menghalangi. Ketiga semua nada ini digabungkan menghasilkan nada yang harmoni saling tarik dan saling mengisi, saling saut dan saling halang dalam keselarasan. Barulah nada "pung" Secara berkelanjutan menjada tempo terakhir "sir" Sebagai penyelaras nyanyian.

Tari Kecak Api

Cerita tari kecak terdiri dari 5 babak yang dipegelarkan dengan selingan tarian dan guyonan, bahasa yang digunakan adalah bahasa Kawi diselingi terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa inggris, namun dominan menggunakan pantomim yang mudah dimengerti. Adapun babak tersebut sebagai berikut:

Tari Kecak Api

Babak 1 berisi pembukaan formasi tarian yang diisi dengan sesi sembahyang dan dilanjutkan dengan kemunculan Sri Rama dan Dewi Shita dikawal oleh laksmana. Selanjutnya munculah kijang emas siluman yang sengaja menggoda Dewi Shita sehingga memaksa Sri Rama untuk menangkapkan kijang emas tersebut. Ketika Dewi Shita ditinggal sendirian, datanglah rahwana menculik Dewi Shita, Jatayu datang membantu namun akhirnya gugur ditangan Rahwana.

Babak 2 berisikan cerita kehidupan Dewi Shita setelah tiba di Alengka dan ditempatkan di taman Angsoka. Dijaga oleh Trijata membuat Dewi Shita terkurung tidak berdaya, selalu berdoa agar suaminya segera datang. Di babak ini juga menceritakan diutusnya Hanuman untuk mencari keberadaan dewi Shita, ketika berhasil menemukan keberadaan Dewi Shita lantas Hanuman menyerahkan cincin milik Sri Rama sebagai bukti ia adalah utusan Sri Rama dan meminta sang dewi agar sabar menunggu suaminya datang menolong. Namun Hanuman tertangkap dan dibakar hidup hidup, berkat kesaktiannya, Hanuman malah mengguanakan api di badannya untuk membumi hanguskan alengka sebelum akhirnya melarikan diri dan melapor kepada Sri Rama perihal keberadaan Dewi Shita.

Babak 3 bercerita tentang kedatangan Sri Rama di alengka untuk menjemput istrinya, terjadi pertempuran antara pasukan Alengka dan Sri Rama. Namun pasukan Sri Rama kalah tanding melawan pasukan Raksasa sehingga Sri Rama terbelenggu kekuatan musuh. Datanglah Garuda membantu pertempuran dan membebaskan Sri Rama dan pertempuran dilanjutkan.

Babak 4 menceritakan tentang kemenangan Sri Rama atas Rahwana, memberikan kebebasan pada Dewi Shita dan menutup cerita dengan kembalinya Dewi Shita kepada Sri Rama

Babak 5 berisi tentang tari Sang Hyang Jaran dan pertunjukan tarian api dimana penari akan menginjak dan duduk diatas api yang menyala. Menutup pertunjukan dengan aura mistis dan magis.

Tari Kecak Api