Ubud adalah sebuah desa di kabupaten Gianyar, berlokasi 22 km ke arah timur laut kota Denpasar. Ubud memiliki keunikan tersendiri dengan kehidupan budaya dan adat tradisi yang dijaga kuat ditengah gemerlap perkembangan kehidupan modern disana. Ubud memiliki sejarah yang panjang, sejak kedatangan Rsi Markandeya pada abad ke 8 dari India, Ubud sudah menjadi tempat yang dituju banyak orang. Dalam perjalananya dari India, Rsi Markandeya pernah mendirikan Asram di Gunung Raung, ketika beliau sampai di Ubud beliau pun mendirikan pura di Ubud dengan nama Pura Gunung Raung. Tidak heran karena di wilayah tersebut terdapat sangat banyak bahan obat obatan yang tersedia di alam, dari kata obat inilah (Ubad dalam bahasa Bali) kata Ubud berasal.

Puri Ubud

Ketika politik kerajaan berlangsung di Bali, seluruh wilayah Bali berada dibawah naungan kerajaan Klungkung (Sekarang Kabupaten Klungkung), maka seluruh kesejahteraan dan yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat menjadi tanggung jawab kerajaan pusat. Pada saat I Gusti Agung Putu Agung memimpin Mengwi, terjadi bencana yang diakibatkan oleh Ki Balian Batur. Selain mengancam keselamatan rakyat juga mengancam wibawa kerajaan. Maka menghadaplah I Gusti Agung Putu Agung ke Puri Kelungkung memohon bantuan I Dewa Agung Jambe. Dituslah putra beliau bernama I Dewa Agung Anom dengan bekal senjata bedil bernama Ki Narantaka dengan peluru bernama Ki Selisik dan berhasil mengalahkan Ki Balian Batur.

Puri Ubud

Untuk mengamankan wilayah barat kerajaan maka I Dewa Agung Anom tetap berjaga disana dan membangun istana diwilayah tersebut. Karena ketentraman telah tercapai kembali, rakyat pun sangat berbahagia. Dari sinilah wilayahnya diberi nama Sukahati yang kini menjadi Sukawati dan I Dewa Agung Anom mendapat gelar baru bernama Dalem Sukawati (1710 M).

Gerbang Puri

Sebagian wilayah Mengwi pun diserahkan pada Sukawati sebagai wujud terimakasih, sebagai wilayah cabang dari Sukawati maka diutuslah putra Dalem Sukawati untuk memimpin bernama Cokorda Tangkeban mengamankan Peliatan dan Cokorda Tabanan memimpin Ubud. Ketika pembangunan Istana (Puri) Ubud didatangkanlah semua seniman dan pengrajin untuk mengerjakan Istana. Segala pembuat perhiasan dan pemahat ditugaskan mengerjakan Istana, dan ketika Istana selesai semua seniman tersebut tetap tinggal disana meninggalkan Ubud sebagai sentra pengrajin. Puri Ubud pun berdiri megah dan tegak ditengah kota Ubud dengan nama Puri Saren yang hingga kini bisa kita saksikan Kemegahannya.