Tirta Empul adalah nama sebuah kompleks pura yang berlokasi di desa Manukaya Kecamatan Tampak Siring Kabupaten Gianyar. Berlokasi 20 km dari kota Gianyar, atau 15 km diutara Ubud dan 38 km dari kota Denpasar. Pura Tirta Empul memiliki jalur yang bisa ditempuh menggunakan sepeda motor, kendaraan roda empat ataupun menggunakan bus besar kapasitas 50 seater.

Pura Tirta Empul

Dari etimologi kata, Tirta Empul diambil dari dua kata dari bahasa Sansekerta, yaitu Tirta yang berarti Air Suci dan Hampul yang berarti Menyembur. Secara harafiah Tirta Hampul meluluh menjadi Tirta Empul yang berarti semburan air suci atau jika dihaluskan pemaknaannya menjadi sumber air suci.

Sumber mata air

Pura Tirta Empul dibangun oleh Shri Candrabhaya Singha Warmadēwa (Saka 878-896/956-974M) beliau adalah tokoh penting sebagai Pendiri Pura Tirta Empul. Kemudian selanjutnya beliau bergelar Shri Indrajaya Singha Warmadewa. Nama beliau terdalapat dalam prasasti Batu di Pura Sakenan desa Manukaya yang masih tersimpan hingga kini dan diupacarai di pura Tirta empul. Prasasti tersebut berhasil dibaca oleh Dr. Stutterhein dan ditulis dalam buku "Oudheden van Bali"

Tirta Empul

Setelah pura Tirta Empul bediri, sering terjadi banjir yang merusak areal pura Tirta Empul. Kemudia Shri Jayasingha Warmadewa (882 saka) adalah tokoh penting yang memugar patirtan di Tirta Empul. Beliau adalah raja yang menimbun sumber air tirta empul dengan pasir hitam namun yang keluar adalah pasir putih. Beliau mengendalikan semburan air yang kerap merusak areal pura, memagarinya dan membuat sumber air menjadi petirtan. Setelah dipugar dan ditata, sumber mata air Pura Tirta Empul dipergunakan sebagai tempat penglukatan (pembersihan secara spiritual) dan aliran airnya dijadikan sumber air sebagai irigasi di daerah hilir Pura Tirta Empul. Karena Usia, Fungsi dan manfaat Pura Tirta Empul yang membawa sangat banyak pengaruh pada tatanan masyarakat di Bali maka Pura Tirta Empul ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO pada 2012.

Kawasan Utama

Kawasan Pura Tirta Empul dibagi menjadi 3 kompleks utama, yaitu Jaba, Jaba Tengah dan Jeroan. Kompleks jaba dibagi menjadi beberapa area, yaitu parkir, dagang, Bale kambang dan... Areal Jaba Tengah terdiri atas wantilan, patirtan dan kolam ikan. Jeroan terdiri atas Sumber mata air, tabuh rah dan tempat persembahyangan.

Gerbang masuk Tirta Empul

Menjaga sopan santun adalah hal wajib selama berada di kawasan suci Tirta Empul, pertama wajib menutup badan (sopan dalam berbusana) sehingga wisatawan yang masuk pura wajib mengenakan kain kemben yang disediakan didepan gerbang masuk pura untuk dipinjamkan selama berkunjung di Pura Tirta Empul. Berikutnya menjaga sopan santun dalam berwisata, wisatawan yang datang diperkenankan berkeliling dan melihat area pura namun dipersilakan untuk tidak memasuki areal persembahyangan dan menjaga volume suara di areal persembahyangan untuk menghormati orang yang sedang beribadah. Menggerai rambut dalam budaya Bali adalah tindakan yang tidak sopan, bahkan dikatakan "cemer" atau kotor, oleh karena itu wanita yang memasuki areal pura wajib mengikat rambutnya. Jika tidak membawa ikat rambut maka silakan meminta karet pengikat pada petugas karena sudah disediakan secara gratis.

Tirta empul

Dari dalam areal pura, wisatawan akan melihat kolam pemadian, kolam sumber mata air, tempat persembahyangan, dan yang paling menarik adalah diatas bukit tepat disebelah barat pura terdapat bangunan istimewa, yaitu Istana Presiden Tambak Siring. Istana ini adalah istana Kepresidenan di Bali. Presiden Republik Indonesia akan tinggal disana bersama jajaran staf pemerintahan jika ada event kenegaraan yang diselenggarakan di Bali.

Tirta empul

Selain itu dijalur keluar, akan nampak kolam yang berisi ikan koi yang sangan menghibur. Wisatawan dipersilakan memberi makan berupa makanan ikan yang dijual di area tersebut. Dan sebelum meninggalkan Pura diharapkan mengembalikan kain yang dipinjamkan tadi.