Jimbaran adalah satu wilayah di Bali Bagian selatan yang merupakan tanah gersang berkapur, berjarak 11 km dari bandara internasional I Gusti Ngurah Rai dan 18 km dari kota Denpasar, daerah bagian bawahnya terdiri atas hutan mangrove di bagian timur dan pantai berpasir putih di bagian barat. Sedangkan di dataran bagian atasnya terdiri atas daerah berkapur dengan pantai bertebing. Disebelah utara jimbaran adalah bandara I Gusti Ngurah Rai dan di selatannya berbatasan dengan pecatu. Membuat pantai jimbaran membentang sepanjang 6,5 km dengan 3 km pantai bertebing dan 3,5 km pantai berpasir dengan jumlah restauran di tepi pantai sebanyak 95 restaurant.

Jimbaran

Nama jimbaran diambil dari nama seorang perwira gagah berani penguasa daerah selatan. Dikisahkan ketika I Gusti Agung Maruti setelah 26 tahun berkuasa di Gelgel hingga akhirnya dipukul mundur hingga melarikan diri bersama punggawa dan 1600 orang rakyatnya disambut oleh Ida Wayan Petung Gading dan diberi perlindungan. I Gusti Agung Maruti memiliki 2 putra I Gusti Agung Putu Agung dan I Gusti Agung Made Agung dan 2 putri, I Gusti Agung Sasih dan I Gusti Agung Ratih. Singkatnya I Gusti Agung Putu Agung menikah dengan Putri Ida Wayan Petung Gading yang bernama I Dewa Ayu Mas dan melahirkan putra yang bernama I Gusti Agung Gde Jimbaran. Setelah dewasa menjadi putra yang mahsyur dan membantu ayahnya menguasai wilayah selatan dimana ayahnya mendirikan kerajaan Mengwi, begitu juga putra nya menguasai daerah selatan. Wilayah itu dinamai sesuai nama beliau, yaitu Jimbaran.

Jimbaran Seafood Dinner

Jimbaran dikenal karena keberanian para pelautnya (Bendega) yang memiliki kemampuan membaca cuaca berdasarkan peredaran bulan dan bintang, dari pergerakan angin dan arus air laut (Sasih-wewaran) sehingga walau tanahnya tandus berkapur namun hasil lautnya melimpah dan makmur. Pelaut jimbaran selalu berusaha memberikan tangkapan yang segar, sehingga membuat nelayan jimbaran nekad memasukkan air laut ke tengah perahu, sehingga ikan yang ditangkap bisa dimasukkan kedalam air dan memastikan ikan sampai ke pelanggan dalam keadaan hidup. Kemampuan ini terus diwariskan turun temurun dan menjadi keunikan nelayan di Jimbaran.

Seafood jimbaran

Kebiasaan ini membuat nelayan jimbaran mendapat kepercayaan dari pelanggan, bukan hanya dari masyarakat sekitar, wisatawan yang datang pun seakan tertarik untuk membeli ikan yang dijual. Lambat laun, tak semua tamu yang membeli ikan memiliki dapur di hotelnya, sehingga sering pula nelayan memasakkan ikan langsung dan wisatawan menikmatinya sambil menunggu matahari tenggelam yang begitu romantis dan menawan.

Jimbaran Sunset Dinner

Potensi ini yang dilihat oleh pengusaha dan nelayan setempat yang akhirnya membuka tempat makan di tepi pantai, yang terus menyebar dari jimbaran hingga kedonganan. Membuat kawasan ini terkenal sebagai sentra makanan laut seperti ikan, udang, lobster, kerang, dan cumi cumi, dengan hamparan pasir putih dan indahnya langit malam. Dan kini Jimbaran memiliki hamparan pantai yang memanjang dengan pasir putih, sunset yang indah dan restaurant disepanjang pantai.

Jimbaran Seafood Dinner

Keunikan pengolahan makanan laut (seafood) ala jimbaran adalah ketika makanan yang disajikan secara modern namun tetap mempertahankan cara pengolahan dan cita rasa tradisional. Makanan laut diolah dengan dibakar menggunakan arang hingga matang lalu dilanjutkan dengan asap sabut kelapa memberi cita rasa tradisional. Bumbu yang dibalurkan pun merupakan bumbu tradisional dengan cita rasa yang disesuaikan dengan lidah orang nusantara dan internasional. Ditambah bumbu pendamping berupa sambel matah dan sambel merah yang menjadikan rasa makanan semakin istimewa.

Jimbaran Seafood Dinner

Walau Bali menghormati table manner, namun tetap menyediakan hand wash sebagai bagian dari tradisi Bali dimana kita makan menggunakan tangan sendiri. Modern bukan berarti meninggalkan budaya sendiri, modern bukan berarti kehilangan jati diri sendiri. Inilah yang menjadikan Jimbaran dengan makanan laut dengan cita rasa yang tidak ditemukan ditempat lain.