GWK adalah daerah tujuan wisata yang berkonsep taman budaya, denga luas 250 ha berada di desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten badung. GWK berlokasi 13 km diselatan Bandara I Gusti Ngurah Rai dan 21 km dari kota Denpasar.

GWK

GWK berasal dari kata Garuda, Wisnu dan Kencana. Garuda adalah tokoh dalam epos cerita Agama Hindu, dengan wujud burung raksasa dengan kekuatan luar biasa. Garuda terlahir dari hasil bertapa Bhagawan Kasyapa dan diasuh oleh Ibu Devi Winata. Untuk membalas kebaikan hati Dewi Winata Garuda Sanggup terbang ke Surga untuk mengambil Tirta Amerta demi membebaskan Dewi Winata dari perbudakan. Wisnu adalah manifestasi Tuhan sebagai pemelihara, dalam ajaran agama Hindu Tuhan hanya satu namun keterbatasan manusia yang tak mampu memahami beliau yang membuat manusia terliput kefanaan seakan beliau ada banyak, hal ini dilampirkan dalam kutipan

EKAM SAT WIPRA BAHUDA WADANTI, AGNIM YAMAM MATARISWANAM. 
( Reg Weda Mandala I Sukta 164, mantra 46 )

Tuhan itu hanya satu adanya, oleh para Resi disebutkan dengan berbagai nama seperti: AGNI, YAMA, MATARISWANAM.

EKAM EWA ADWITYAM BRAHMAN. 
( Upanishad IV.2.1.)
Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya.

NARAYANAD NA DWITYO 'ASTI KASCIT. 
( Narayana Upanishad.)
Narayana tidak ada dua- Nya yang hamba hormati.

Plaza Garuda

Dari sinilah kita fahami, ketika Tuhan mencipta dikenal dengan nama Brahma, ketika beliau melebur kembali ciptaannya beliau diberi gelar Siwa, dan ketika memelihara beliau dikenal dengan nama Wisnu. Jadi Wisnu adalah manifestasi beliau dengan tugas pemelihara yang penuh cinta kasih dan penyayang. Sedangkan Kencana dalam bahasa Sansekerta berarti Emas, jadi jika ditarik pemaknaan Garuda Wisnu Kencana berarti Wisnu Mengendarai Garuda Emas. Hal ini sejalan dengan kenyataan dimana mahkota dan sayap GWK bertatahkan Emas.

Plaza Wisnu

Ide awal GWK tercipta ketika I Nyoman Nuarta memikirkan tentang maskot atau Landmark nya Indonesia pada umumnya dan Bali pada khusus nya, keinginan membuat maskot ini muncul ketika daerah di negara lain memiliki maskot yang menjadi ikon negaranya, Perancis dengan Eiffel, Amerika dengan Liberty, Singapore dengan Mermaid Lion, lalu I Nyoman Nuarta pun memikirkan hal serupa. Dimulai dengan membeli lahan seluas 250 ha di Jimbaran, peletakan batu pertama dilakukan pada 1987 dan pengerjaan dimulai 1990. Banyak kendala dihadapi dalam proses pembuatan nya, lahan yang tidak rata dan perlu ditata relief nya, kemudian Uji Kelayakan pada 1990 hingga 1996 yang menyimpulkan tanah Bali hanya mampu menahan beban seberat 5000 ton, sedangkan jika dibuat dengan bahan solid tentu beratnya bisa mencapai 50.000 ton. Disinilah terfikirkan untuk membuatnya seperti membuat Ogoh Ogoh dimana didalamnya dibuatkan kerangka dan bentuk luar ditahan dengan struktur kunci sehingga berhasil memenuhi syarat beban maksimal. Akhirnya pengerjaan patung ini dilakukan di Bandung di studio milik I Nyoman Nuarta yang bernama NuArt. Dengan bahan tembaga berlapis kuningan diharapkan bisa membuat patung bertahan di alam terbuka, mengurangi resiko korosi, tampilannya mirip batu, dan tentu saja lebih murah karena ketersediaan tembaga yang melimpah di negeri kita dengan harga yang lebih terjangkau. Pengerjaan dan pembuatan dilakukan dengan membagi patung dalam beberapa segmen yang disebut modul. Patung GWK dibagi menjadi 754 modul, dimana akan dikerjakan per modul untuk mempercepat proses, modul modul ini diangkut menggunakan 500 truk tronton dan dirakit di lokasi. Pengerjaan GWK dilakukanPT. Alam Sutra Realty tbk. dengan pengelolaan dan operasional yang terukur dan sistematis sehingga patung dengan tinggi 121 meter dan berat 3000 ton setelah melalui 28 tahun pengerjaan akhirnya bisa dibuka secara resmi pada 22 September 2018 oleh bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

GWK

Kejadian diluar nalar pun banyak terjadi selama pengerjaan areal GWK, berawal dari pohon mangga di halaman depan yang tidak bisa ditebang, beberapa kali ditebang namun tidak kunjung tumbang dan hingga kini masih berdiri kokoh sedangkan di kanan dan kirinya sudah menjadi bangunun, berlanjut batu yang tak bisa dihancurkan dan kini menjadi plaza kura kura, kemudian pohon ketapang di Plaza Wisnu yang tumbang sendiri setelah di doakan. Berbagai peristiwa inilah yang meyakinkan bahwa tanah Bali bukan tanah sembarangan dan hendaknya selalu menjaga sikap selama berada di Bali.

Street Theatre

Kawasan GWK dibagi menjadi beberapa areal, dimulai dari parkir yang berlokasi 200 meter di areal bawah, wisatawan akan di drop di pintu tiket untuk berjalan melewati barisan dagang menuju informasi, di areal depan terdapat dua restaurant yaitu Beranda Resto dan Jendela Bali yang menyediakan prasmanan dan alakat. Street theatre adalah halaman depan sebelum check point tiket tempat dipegelarkan tari joged bumbung. Setelah melewati pemeriksaan tiket, wisatawan akan melewati tangga menuju Plaza Kura Kura dengan kolam, disebelah kiri akan nampak patung kepala kura kura di tebing. Jika terus menaiki tangga maka akan dijumpai Plaza wisnu, disini terdapat sebuah pura dengan sumber air suci yang keluar dari batu yang sudah dijadikan tempat persembahyangan sejak jaman dulu, karena keunikannya dimana seharusnya air mengalir ke tempat yang rendah tapi disini justru air muncul di puncak bukit maka dari itu diletakkanlah patung Wisnu disini sebagai simbul kemakmuran. Mengikuti jalan setapak maka akan dijumpai Plaza Garuda dengan patung kepala Garuda. Sedangkan di bawahnya terdapat lapangan yang dikenal dengan Lotus ponds sebagai tempat pagelaran kesenian dan juga konser seperti Iron Miden dan musisi dunia lainnya. Disebelah pintu keluar terdapat Amphitheater sebagai tempat pertunjukan indoor, saat hujan dan pengunjung tidak terlalu ramai maka pertunjukan digelar disini.

GWK