Kenapa makan di Bali harus berhati hati

Home / Blog / Blog / Kenapa makan di Bali harus berhati hati /
Kenapa makan di Bali harus berhati hati
     5 / 2 Reviews
 1152 view

Dari beberapa tahun pengalaman mengatur tour dilapangan, banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam mengatur dan menyusun agenda wisata. Terutama saat mengatur rute perjalanan dan makan peserta. Pelajaran pertama saya dapatkan ketika membawa rombongan Datuk dari Malaysia, bernama Haji Hilmi. Saat itu keluarga Datuk menggunakan jasa Travel Agent lain dimana saya petugas lapangan yang menjalankan, dimana didalam order yang saya terima bernama Hilmi saja. Keluarga datuk memiliki paket all inclusive dan makanan yang dipesan sudah di pesankan dan dibayar oleh Travel Agent Bersangkutan. Perasaan saya tidak enak ketika bertemu dengan klien di Bandara, karena Travel Agent tidak memeriksa latar belakang peserta dan menyiapkan makanan di sebuah Restaurant Chinese sementara tamu yang saya handle adalah Muslim.
Begitu memasuki restaurant Datuk sudah nampak ragu dan bertanya "Betul ke ni kita makan kat sini? Tak ada tempat lain?" Tanya Datuk pada saya dan dengan berat hati saya jawab, maaf Datuk karena reservasi sudah selesai dan pembayaran dilakukan oleh kantor jadi saya tidak bisa merubahnya. Sebenarnya sudah berkali kali saya minta untuk merubah tempat makan pada kantor namun respon yang saya terima tidaklah masuk dalam kategori solusi. Saya tahu jika di suatu rumah makan, walaupun tidak menyediakan daging haram tapi jika wadahnya atau alat nya bahkan jika " bekas digunakan pun maka masih haram. Tapi situasi ini kantor yang tidak peka maka akan diabaikan.

Baca juga : Tour Bali Timur

Teriris hati saya melihat Datuk tetap tersenyum dan berbincang hangat dengan keluarganya seolah tak terjadi apapun, dan yang dimakan hanya nasi putih dan air dalam botol. Sisanya tak disentuh. Sambil berkata "Alhamdulilah" Lalu pergi sambil bercanda dengan keluarganya dan tetap ramah pada kami selama dikendaraan.
Pengalaman ini masih berlanjut di hari berikutnya, bahkan dengan kendala dan alasan yang sama. Tour kami ke Ubud dan reservasi makanan dilakukan oleh kantor dengan janji makanan yang disediakan sesuai dengan kategori tamu Muslim. Begitu masuk rumah makan, saya melihat menu yang disediakan sudah memenuhi syarat, yaitu ayam dan sapi BBQ serta beberapa sayur. Tapi kesalahan yang tidak saya lihat adalah menu yang terpajang di dinding dibelakang saya "Special Menu Today : Pork Ribs BBQ" Bagai petir menyambar karena di kendaraan omongan saya sudah menjamin jika makanan yang disediakan adalah makanan yang halal. Entah mau ditaruh dimana muka saya, akhirnya dengan berat hati saya putuskan mencarikan makan di tempat lain dengan biaya operasional yang masih saya pegang. Hari berikutnya saya ke kantor meminta uang opersional agar menu makan saya yang atur di perjalanan sesuai kondisi tamu, yang tentu saja ditolak mentah mentah oleh kantor. Akhirnya saya ancam dengan bahasa Cari Orang lain untuk mengatur tour atau saya yang cari tempat makan untuk tamu. Manager akhirnya memberikan saya pengecualian. Tour saya selesaikan dengan senyum puas pelanggan yang terukir saat perpisahan di Bandara Gusti Ngurah Rai. Dari sini saya selalu mengambil hikmah dan pelajaran jika tamu couple sebaiknya operasional atau makan tidak di include kan, karena potensi konfliknya besar.


Sebaliknya ketika membawa tamu Group berjumlah 4 Bus dari Malang saya handle, pengalaman yang sebaliknya terjadi. Tamu dengan jumlah besar berencana makan di Pantai Jimbaran tanpa penentuan paket makanan, saya melakukan konfirmasi ulang pada peserta tentang menu makan yang akan dipesan. Jawabannya adalah "biarkan pesan sendiri sendiri saja lah" dan saya hanya bisa mengernyitkan alis. Karena kalkulasi waktu saya secara kasar saja, jumlah tamu 4 bus dikalikan 45 orang sudah 180 orang, anggap saja memesan makanan karena dipajang langsung di depan maka harus antri. Katakan saja 1 menit per orang maka untuk memesan makanan perlu 180 menit. Dari pesanan itu ada banyak pilihan, ikan, kerang, cumi, cara mengolah yang beragam yang pastinya perlu waktu. Katakan lah udang matang dalam 3 menit, cumi 4 menit, kerang dan ikan 8 8 menit. Katakan lah memasak udang sekaligus bisa untuk 20 menu, berarti mengulang 10 kali yang artinya 30 menit untuk mematangkan udang. Belum lagi cumi, kerang, dan ikan yang hanya bisa 15 porsi sekali panggang. Masalahnya pelanggan yang datang bukan hanya kami.


Alhasil yang saya khawatirkan terjadi, begitu peserta tiba di pantai pukul 17.20, setelah pemesanan langsung ke tepi pantai menikmati sunset. Dan makanan baru bisa dihidangkan pukul 20.00. Bisa dibayangkan muka pelanggan menunggu makanannya? Saya hanya bisa tersenyum pahit menerima ocehan dan omelan, tidak tahu harus kemana saya bawa kesalahan itu. Saya melihat staff didapur sudah pontang panting dan rasanya tak etis jika saya omeli lagi, managernya sampai ikut bolak balik membawa makanan, stok makanan yang harus di refill karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Maka dari ini saya hanya bisa menikmati prosesnya untuk pelajaran kedepannya.

Baca juga : Tour Ubud

Dari sini saya simpulkan jika trip di Bali sebaiknya kita mengkalkulasi waktu dan resiko dalam setiap kegiatan dalam perjalanan. Jika jumlah tamu kecil kita prioritaskan kenyamanan dengan mengkondisikan perjalanan seperti impian peserta wisata. Namun jika jumlah tamu besar maka akan sangat sulit membahagiakan setiap orang, maka sedikit otoriter diperlukan dalam menentukan rute maupun makanan namun tetap memperhatikan kode etik dan kenyamanan peserta, memastikan tidak ada yang alergi, mensosialisasikan menu, dan mengefektivekan waktu yang tersedia. Sehingga tujuan berwisata bisa didapatkan oleh peserta wisata dan semua komponen pendukung pariwisata juga diuntungkan.

Baca juga : Tour Bali Selatan

Give Review :


Contact : Hotline Email whatsapp

Tour Lempuyang

Tour Ubud

Tour Lovina Dolphin

Tour Bedugul Tanah Lot

Tour Uluwatu

Tour Kintamani

Paket Tour Nusa Penida

Paket Tour bali 4 day 3 night

Paket Tour bali 3 day 2 night

Tour Bali Rafting Telagawaja


Or Custom Tour


Send Booking

Mr. Mrs.

Date

Adult

Child

Pick Up Information


Share:
email
whatsapp
line
facebook
twitter
email whatsapp line facebook twitter
Blog /
Powered by tayatha