Blangsinga adalah nama sebuah desa di kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Berlokasi 9 km di barat kota Gianyar dan 25 km disebelah timur kota Denpasar. Desa ini adalah sebuah desa tua yang namanya diambil dari nama seorang Punggawa Kerajaan Gelgel putra dari Arya Kanuruhan pada masa Dalem Ketut Semara Kepakisan (Dalem Ngulesir saka 1323/1401 masehi). Karena jasanya mengabdi dan mengawal Raja beliau diberi Gelar Kiyai Brangsinga Pandita. Dari nama beliaulah akhirnya tempat beliau tinggal diberi nama Desa Blangsinga.

Air Terjun Blangsinga

Desa ini adalah desa dengan angka pendapatan per kapita yang tergolong rendah, dengan serapan tenaga kerja yang kecil dan jumlah pengusaha yang sangat rendah yang mengakibatkan perekonomian masyarakatnya pun termasuk rendah.

Air Terjun Blangsinga

Potensi yang dimiliki desa ini adalah hamparan sawah yang masih luas, dengan jalan masuk yang sempit dan tenaga penggarap sawah yang semakin berkurang karena kecilnya minat generasi penerus untuk menjadi petani. Selain sawah, desa ini memiliki potensi berupa sungai yang merupakan lanjutan dari sungai Petanu dan air terjun yang membatasi desa dibagian barat. Sungai Petanu ini pun memiliki cerita yang menarik, karena pada mulanya Nama Blahbatuh diambil dari nama Bala Batu, yaitu laskar tempur bentukan Kebo Iwa (dibaca Yuwa) Seorang Patih Muda kerajaan Bedahulu (dibaca Badha hulu) dibawah Pemerintahan Raja Shri Astasura Ratna Bumi Banten (Saka 1259-1265/1337-1343M) dengan ajian Bala Batu yang mampu menghancurkan batu dengan telapak tangan. Disungai Petanu inilah beliau dan pasukannya berlatih, namun bukan semata berlatih tanpa tujuan, sambil melatih ilmu memecah batu lalu batu yang sudah dihancurkan digunakan untuk membangun dan memperbaiki Pura disekitaran kerajaan masa itu. Oleh karenanya, bebatuan besar dari air terjun ke atas masih tersedia banyak disepanjang sungai, sedangkan dari air terjun ke hilir tak ada lagi batu besar tersisa. Dipercaya semua batu tersebut sudah dihancurkan disaat latihan untuk dijadikan bahan pembuatan Pura.

Krisna Blangsinga

Namun potensi yang ada tidak bisa dikembangkan karena jalan yang tak memungkinkan, medan yang terjal maka air terjun ini hanya bisa diakses melalui desa tetangga yaitu desa Kemenuh. Itulah kenapa air terjunnya lebih terkenal dengan nama Tegenungan. Jumlah tempat parkir yang tidak memadai, jalan yang sempit, tangga yang terlalu panjang dan terjal untuk dilalui oleh manusia dengan stamina normal membuat potensi ini pun sulit dikembangkan.

Toekad river club


Untuk memajukan dan mengembangkan potensi desa Blangsinga, maka Bupati Kabupaten Gianyar I Made Mahayastra mengumpulkan pengusa Bali untuk menginvestasikan dananya di desa ini. Kebetulan Pak Cok (I Gusti Ngurah Anom) adalah pria kelahiran Blangsinga sebagai pemilik Cok Konfeksi dan Krisna Oleh Oleh Bali bersedia membantu menanamkan modalnya untuk mengembangkan desa. Beliau juga menggandeng rekanan bisnisnya untuk ikut membantu.

Swing Blangsinga

Dimulai dengan membuka jalan turun dengan membuat tangga yang mudah untuk dilalui, mengatur jalur air agar tak terlalu deras, membebaskan tanah untuk jalan masuk, kemudian membangun Krisna Oleh Oleh yang menjual souvenir yang dibuat oleh masyarakat sekitar. Selanjutnya jogging track, jalur sepeda, jalur naik dokar keliling desa, outbound dan area permainan pun disediakan. Tidak kalah lagi dibuatkan restaurant yang mampu menampung 1500 orang dengan harga makanan yang terjangkau, membuat banyak kemudahan bagi wisatawan yang hendak berkunjung. The Toekad river club pun ikut meramaikan suasana dengan kolam renang ditepian air terjun, ayunan yang mengarah ke air terjun setinggi 35 meter, bar dan tempat selfie pun memanjakan pengunjung yang datang. Satu hari akan terasa kurang jika berkunjung ke Air Terjun Blangsinga.

Pool Toekad

Jalan yang bisa dilalui bus berkapasitas 60 seater dengan panjang 12 meter, parkir yang luas, mushola dan tempat belanja juga tersedia di areal perbelanjaan Krisna Oleh Oleh. Inilah yang menjadi point penting tentang istilah sehebat apapun kita dirantau, jangan pernah lupa pulang membangun desa. Dan kini desa Blangsinga siap menerima kunjungan wisatawan yang hendak berkunjung.

Petanu